Internasional

Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata Baru di Gaza

Avatar photo
4
×

Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata Baru di Gaza

Sebarkan artikel ini

Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata Baru di Gaza

Hamas mengkonfirmasi persetujuan atas proposal baru gencatan senjata yang diajukan oleh mediator, di tengah situasi krisis kemanusiaan yang semakin memprihatinkan di Gaza. Pengumuman ini disampaikan pada Senin, 18 Agustus 2023, melalui sumber terpercaya yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Menurut sumber tersebut, Hamas dan faksi-faksi terkait tidak meminta amandemen apapun terhadap proposal yang diajukan. “Hamas telah menyampaikan tanggapannya kepada para mediator, menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata baru telah disetujui,” ungkap sumber itu, seperti dilaporkan AFP.

Sementara itu, seorang pejabat Palestina yang terlibat dalam negosiasi menyampaikan bahwa para mediator, yang terdiri dari tim Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, “diharapkan untuk segera mengumumkan kesepakatan dan menetapkan tanggal untuk perundingan selanjutnya.” Dia juga menambahkan bahwa mediator telah memberikan jaminan kepada Hamas untuk implementasi perjanjian, serta komitmen untuk terus mencari solusi yang lebih permanen.

Meskipun begitu, hingga saat ini belum ada reaksi resmi dari pemerintah Israel mengenai perkembangan gencatan senjata ini. Upaya mediator untuk menyelesaikan konflik antara Hamas dan Israel, yang telah berlangsung hampir dua tahun, terus menemui kendala.

Perang di Gaza telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang parah, dengan lebih dari 62 ribu warga Gaza dilaporkan tewas akibat serangan Israel sejak awal 2023. Situasi ini semakin diperburuk dengan langkah Israel yang memaksa warga Palestina untuk direlokasi ke sisi selatan Gaza, dengan alasan bahwa wilayah tersebut akan dijadikan medan pertempuran. Namun, gagasan tersebut ditolak oleh Hamas, yang menilai relokasi sebagai “penipuan terang-terangan” untuk “menutupi kejahatan brutal yang dilakukan oleh pasukan penjajah.”

Sementara itu, ketegangan juga mencuat di dalam negeri Israel. Ribuan warga Israel menggelar demonstrasi menuntut agar pemerintah segera menghentikan perang dan memperhatikan nasib para sandera. Pada 18 Agustus, para demonstran memblokade jalan antara Yerusalem dan Tel Aviv, sambil menyerukan dibebaskannya para sandera.

“Semua berhenti hari ini untuk mengingat nilai yang paling penting: kesucian hidup,” seru Anat Angrest, ibu dari seorang sandera bernama Matan Angrest, dalam keterangannya kepada Reuters.

Dengan persetujuan gencatan senjata ini, harapan untuk mengakhiri konflik yang telah menyebabkan banyak penderitaan bagi warga sipil di Gaza dan Israel semakin meningkat. Namun, implementasi dari kesepakatan tersebut dan keberhasilan perundingan yang akan datang masih tetap menjadi tantangan yang belum teratasi.