Internasional

KTT Alaska: Media Ukraina Kritik Pertemuan Trump- Putin sebagai Memalukan dan Tidak Berguna

Avatar photo
4
×

KTT Alaska: Media Ukraina Kritik Pertemuan Trump- Putin sebagai Memalukan dan Tidak Berguna

Sebarkan artikel ini

KTT Trump-Putin Dianggap Tidak Berhasil, Ukraina Beri Kritikan Tajam

JAKARTA, CNN Indonesia – Media Ukraina melontarkan kritik tajam terhadap hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung di Alaska antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Editorial yang diterbitkan oleh The Kyiv Independent pada Sabtu (16/8) mengecam pertemuan tersebut sebagai memalukan dan tidak memberikan manfaat.

Kritik utama dari media Ukraina berfokus pada ketidakmampuan Trump untuk menindaklanjuti ancaman terkait “konsekuensi serius” bagi Rusia. Mereka berargumen bahwa pertemuan tersebut hanya menguntungkan Putin yang mendapatkan pengakuan internasional, sekaligus menandakan lemahnya posisi Amerika Serikat dalam menghadapi agresi Rusia.

Pernyataan dalam editorial tersebut dengan jelas menyoroti bahwa Putin, yang sebelumnya dianggap sebagai “pariah internasional”, kini menerima penghormatan dari pemimpin dunia bebas. “Pendahulu Trump pernah menyebut Putin sebagai pembunuh; Trump memberinya sambutan layaknya raja,” tulis The Kyiv Independent.

Jurnalis Ukraina, Kristina Berdinskikh, juga menyampaikan pandangannya melalui akun media sosialnya, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut tidak memberikan hasil yang berarti. Ia berkomentar, “Seratus pujian untuk Putin, karpet merah untuk jiwa, jet tempur di langit untuk menakut-nakuti, dan pada akhirnya, tidak ada apa-apa.”

Kritik bukan hanya datang dari kalangan jurnalis. Politikus Ukraina, Yaroslav Zheleznyak, menganggap segala usaha Amerika dalam pertemuan itu sebagai hal yang sia-sia. Dalam unggahannya di Telegram, ia menyatakan, “Sepertinya kita telah menyaksikan lagi kebesaran dan keindahan Amerika yang sia-sia.”

Aktivis sipil dan mantan anggota parlemen Ukraina, Mustafa Nayyem, juga tidak ketinggalan mengkritik sikap Trump. Ia menyebut bahwa Amerika secara sukarela bergabung dalam barisan mereka yang percaya bahwa bersalaman dengan algojo tidak akan mengakibatkan darah tertumpah.

Pertemuan Trump dan Putin di Alaska, yang berlangsung pada Jumat (15/8), dinilai tidak menghasilkan kesepakatan konkret terkait gencatan senjata atau upaya mengakhiri konflik di Ukraina. Meskipun Trump menyatakan pertemuan berlangsung positif dan konstruktif, tidak ada langkah nyata yang terwujud.

Berdasarkan laporan CNN, meskipun tidak ada kesepakatan yang dicapai, Putin berhasil meraih sejumlah keuntungan. Sambutan karpet merah dan perjalanan menaiki limosin The Beast menjadi simbol status bagi Putin, yang sangat jarang diberikan kepada pemimpin dari negara yang memiliki hubungan tegang dengan Amerika Serikat.

Seluruh kritik ini mencerminkan rasa frustrasi Ukraina terhadap kebijakan luar negeri Amerika dan harapan yang tidak terpenuhi dalam usaha untuk mencapai perdamaian di kawasan. Dengan tidak adanya hasil konkret, tampaknya pertemuan tersebut lebih menguntungkan bagi Putin, sementara Trump pulang dengan wajah cemberut.

Pertemuan ini bukan hanya mencerminkan dinamika hubungan antara Washington dan Moskow, tetapi juga memunculkan keprihatinan mengenai masa depan keamanan di Eropa Timur, khususnya bagi negara-negara yang terdampak langsung oleh kebangkitan agresi Rusia.

Dengan demikian, kritik yang dilontarkan media dan masyarakat Ukraina menekankan kekhawatiran mendalam terhadap langkah-langkah diplomatik yang diambil oleh pemimpin dunia dalam mengatasi konflik yang berkepanjangan dan kompleks ini.