Internasional

Taliban Rayakan Empat Tahun Kekuasaan di Afghanistan Meski Terisolasi Secara Internasional

Avatar photo
5
×

Taliban Rayakan Empat Tahun Kekuasaan di Afghanistan Meski Terisolasi Secara Internasional

Sebarkan artikel ini

Taliban Rayakan Empat Tahun Kekuasaan Meski Terisolasi di Panggung Internasional

Rezim Taliban di Afghanistan merayakan empat tahun kekuasaan mereka pada 15 Agustus 2023. Perayaan ini dilangsungkan meski hanya satu negara, yaitu Rusia, yang secara resmi mengakui pemerintahannya. Di Kabul, berbagai acara perayaan dijadwalkan, termasuk parade di mana helikopter akan menjatuhkan bunga dan bendera “Emirat Islam Afghanistan” sebagai simbol peringatan jatuhnya kota tersebut pada 15 Agustus 2021.

Sehari sebelum perayaan, para anggota Taliban berkumpul di bekas Kedutaan Besar Amerika Serikat. Rapat tersebut menjadi simbol keberhasilan mereka setelah dua dekade pemberontakan. Dalam kesempatan itu, mereka mengibarkan bendera dan menyalakan kembang api, seperti dilaporkan oleh AFP. Namun, berbeda dengan tahun lalu yang menampilkan parade militer besar di Pangkalan Udara Bagram, parade tahunan kali ini dibatalkan tanpa penjelasan resmi.

Sejak berkuasa, Taliban dihadapkan pada berbagai tantangan. Meski baru mendapat pengakuan dari Rusia, pemerintahannya masih terisolasi secara global. Kebijakan ketat yang mereka terapkan, terutama terkait hak asasi manusia dan pembatasan hak perempuan, menjadi sorotan utama dunia. Mahkamah Pidana Internasional bahkan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua pemimpin senior Taliban atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pelarangan pendidikan dan pekerjaan untuk perempuan serta pembatasan mobilitas mereka.

Di tengah isolasi ini, Taliban berusaha menjalin hubungan dengan beberapa negara, seperti negara-negara Asia Tengah, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab, meski belum mendapatkan pengakuan resmi. Pembicaraan juga dilakukan dengan pejabat dari Norwegia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang menunjukkan upaya diplomasi mereka meski dalam posisi lemah.

Namun, di dalam negeri, Taliban hampir tidak menghadapi oposisi yang berarti. Tantangan utama mereka adalah kondisi ekonomi yang memburuk, akibat pemotongan bantuan internasional dan masuknya sekitar empat juta pengungsi Afghanistan dari negara tetangga. Pada 14 Agustus, para ahli independen yang ditunjuk oleh Dewan HAM PBB menyatakan bahwa pemerintah Taliban perlahan-lahan menormalkan pemerintahan yang “kejam dan otoriter.” Mereka mencatat bahwa Taliban secara sistematis menindas perempuan, membungkam media independen, dan menekan oposisi, di samping menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Perayaan empat tahun kekuasaan Taliban mencerminkan situasi yang kompleks bagi rezim ini. Meski merayakan keberhasilan mereka dalam merebut kekuasaan, tantangan internasional dan domestik tetap menjadi bayang-bayang yang sulit diatasi. Penilaian dari komunitas internasional masih menjadi tantangan tersendiri bagi Taliban, yang tampaknya belum siap untuk mengubah arah kebijakan mereka dalam waktu dekat.