Israel Perluas Bantuan ke Gaza, Namun Organisasi Kemanusiaan Tegaskan Belum Cukup
Israel mengonfirmasi bahwa dalam beberapa hari terakhir, mereka telah meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Meskipun harga pangan mengalami penurunan, berbagai organisasi kemanusiaan memperingatkan bahwa bantuan yang masuk masih jauh dari mencukupi kebutuhan mendesak para penghuni wilayah tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh pejabat Israel pada hari Selasa (17/10), yang menyebutkan bahwa lebih banyak bantuan sudah diperbolehkan memasuki Gaza, terutama setelah serangkaian serangan yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah. Meskipun ada penurunan harga pangan di pasar, kondisi di lapangan tetap punah, dan banyak warga Gaza masih kekurangan akses terhadap makanan, air bersih, dan layanan dasar.
Menurut data dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), lebih dari 1,5 juta pengungsi di Gaza sangat bergantung pada bantuan luar. Dalam beberapa minggu terakhir, eskalasi konflik antara Israel dan Hamas telah memperburuk situasi yang sudah sulit, sehingga banyak masyarakat mengalami kesulitan yang lebih besar. Banyak penyalur bantuan mengungkapkan bahwa meskipun ada langkah-langkah untuk meningkatkan aliran barang, jumlah yang diterima masih jauh dari angka yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk.
Pangkal persoalan ini berakar pada serangan udara yang dilakukan Israel sebagai respons terhadap serangan roket yang diluncurkan oleh Hamas. Sejak konflik meningkat, banyak jalur penyuplai terputus, menambah kesulitan bagi warga yang sudah menderita. Organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah dan Amnesty International turut menyuarakan keprihatinan mereka, menegaskan bahwa bantuan yang ada saat ini masih tidak memadai untuk mengatasi krisis yang semakin memburuk.
Seorang juru bicara dari Oxfam menegaskan, “Meskipun peningkatan bantuan ini berdasarkan upaya yang baik, kami masih menemui kenyataan yang keras. Banyak orang di Gaza yang membutuhkan evakuasi medis dan rawat inap mendesak yang tidak dapat mereka akses.”
Latar belakang dari krisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Gaza sudah hidup dalam keadaan mencemaskan, bahkan sebelum terjadinya konflik intensif ini. Berbagai laporan menunjukkan bahwa lebih dari 80% penduduk Gaza memerlukan dukungan kemanusiaan, dan angka tersebut kian meningkat seiring berlangsungnya konflik.
Sementara dengan penurunan harga pangan di pasar lokal menjadi tanda positif, banyak warga masih terjebak dalam keterpurukan, tidak mampu membeli kebutuhan dasar. Ketersediaan makanan tetap menjadi tantangan, apalagi dengan membludaknya pengungsi akibat pertikaian yang berkepanjangan.
Israel menyatakan komitmennya untuk terus membanjiri kawasan Gaza dengan bantuan, namun para pemimpin organisasi kemanusiaan mengingatkan bahwa untuk mencapai perubahan berarti dan mengatasi kebutuhan mendesak masyarakat, lebih banyak dukungan dan upaya diplomasi diperlukan dari berbagai pihak.
Dengan memegang harapan ditingkatkannya bantuan, warga Gaza berharap agar akses ke layanan kesehatan, sanitasi yang baik, dan makanan bergizi bisa segera tercapai. Mereka menanti tindakan nyata dari komunitas internasional untuk membantu memulihkan kehidupan yang layak di wilayah yang terisolasi ini.