Bocah Empat Tahun Meninggal Diduga Akibat Sengatan Panas di Italia
Jakarta – Tragedi menyentuh terjadi di Olmedo, Sardinia, Italia, ketika seorang bocah laki-laki berusia empat tahun meninggal dunia setelah ditemukan tak sadarkan diri di dalam mobil keluarganya. Bocah tersebut dilaporkan mengalami sengatan panas pada saat cuaca ekstrem melanda kawasan tersebut.
Menurut informasi yang diperoleh dari AFP pada Senin (11/8), bocah asal Rumania ini meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis yang intensif. Ia sempat dilarikan ke RS Santissima Annunziata di Sassari kemudian diterbangkan ke RS Gemelli di Roma, namun sayangnya tidak dapat diselamatkan akibat kerusakan otak yang parah.
Dari keterangan yang dihimpun, bocah tersebut dikatakan pergi dari tempat orang tuanya beristirahat saat mereka sedang liburan. Ketika orang tuanya menyadari kehadirannya hilang, mereka segera mencari dan menemukannya di dalam mobil yang terparkir di bawah sinar matahari yang terik. Saat ditemukan, bocah tersebut dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Kepala penyidik Carabinieri setempat mengungkapkan bahwa penyelidikan mengenai penyebab kematian masih berlangsung, meskipun dugaan awal menunjukkan adanya sengatan panas. Kasus ini juga kini ditangani oleh Kejaksaan Umum Roma.
Berita duka ini muncul di tengah peringatan terkait cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Italia. Menurut laporan, tujuh kota besar termasuk Bologna dan Florence berada dalam status siaga merah akibat sengatan panas yang ekstrem. Dalam waktu dekat, sebanyak sebelas kota lainnya juga mengalami situasi serupa.
Sebagai perbandingan, beberapa negara Eropa lainnya juga mengalami cuaca panas yang tidak biasa. Di Prancis, lebih dari separuh wilayah dikhawatirkan terpengaruh gelombang panas dengan 12 dari 96 unit administratif di daratan utama berada dalam status siaga merah. Sementara itu, otoritas meteorologi Spanyol memperingatkan tentang “bahaya ekstrem” di beberapa area, seperti Zaragoza dan Negara Basque.
Dalam konteks ini, suhu diperkirakan akan melampaui 40 derajat Celsius dalam beberapa hari ke depan, menambah kekhawatiran akan kebakaran hutan yang marak terjadi di berbagai wilayah. Di Prancis, pihak berwenang melaporkan terjadinya kebakaran terbesar sejak 1949 yang telah menewaskan satu orang serta melukai 20 petugas pemadam kebakaran dan lima warga sipil.
Di sisi lain, di kawasan Balkan, pemerintah Kroasia memuji upaya maksimal para pemadam kebakaran yang berhasil mengendalikan kebakaran besar dekat Split. Sementara itu, di Albania dan Montenegro, kebakaran hutan tidak hanya mengancam lingkungan tetapi juga memaksa warga mengungsi dari rumah mereka.
Kondisi iklim yang tidak menentu ini menimbulkan berbagai tantangan bagi pemerintah dan masyarakat, baik dalam perihal keselamatan warga maupun usaha untuk mengatasi dampak dari cuaca ekstrem. Kepedulian akan keselamatan anak-anak, terutama di saat cuaca panas ekstrem, menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan masyarakat luas.