Polemik Larangan Game Roblox: Pendapat Ahli Pendidikan
Malang – Larangan game Roblox oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah memicu berbagai reaksi di masyarakat. Salah satu tanggapan datang dari Aulia Luqman Aziz, Pengamat Pendidikan Universitas Brawijaya, yang menganggap pelarangan tersebut tidak cukup untuk melindungi anak dari dampak negatif perkembangan teknologi digital.
Aulia menegaskan bahwa setiap kemunculan teknologi baru, termasuk game, selalu membawa dampak baik dan buruk, tergantung pada cara penggunaannya. Ia mengungkapkan, “Jika kita berbicara mengenai dampak game, sejak munculnya teknologi baru, selalu ada sisi positif dan negatif. Dahulu, TV dan tayangannya merupakan ancaman, lalu muncul internet, dan kini game interaktif seperti Roblox.” Ia menambahkan bahwa perbedaan yang ada hanyalah bentuk ancaman yang terus beradaptasi dengan zaman.
Kunci utama dalam menghadapi perkembangan teknologi digital, menurut Aulia, adalah pendidikan yang baik dan pengawasan ketat dari orangtua. “Boleh saja anak bermain Roblox, namun orangtua harus aktif memperhatikan isi permainannya. Jika terdapat konten yang tidak pantas, orangtua harus memberikan edukasi kepada anak,” ujarnya.
Lebih lanjut, Aulia menekankan pentingnya menanamkan nilai moral dan spiritual sebagai perlindungan dari ancaman luar. “Orangtua perlu mengembangkan pendidikan moral-spiritual kepada anak, agar mereka memiliki benteng di dalam diri sendiri, ibarat memiliki antivirus di dunia komputer,” ungkapnya.
Aulia juga mengingatkan potensi risiko dari game seperti kekerasan, pelecehan, dan interaksi antar pemain yang tidak terfilter. “Penting bagi orangtua untuk tidak mengabaikan isi permainan anak. Edukasi tentang nilai-nilai yang baik harus terus dilakukan,” tuturnya.
Harapannya, Aulia menekankan agar kebijakan pemerintah dalam membatasi atau melarang konten digital tertentu harus tetap memperhatikan aspek edukatif. “Keterlibatan aktif keluarga dan lembaga pendidikan juga tak kalah penting dalam melindungi anak dari dampak negatif game,” tambahnya.
Pernyataan tersebut memberikan sudut pandang penting bagi orangtua dan masyarakat Indonesia mengenai tantangan yang dihadapi anak-anak di era digital. Dukungan dan pemahaman dari orangtua menjadi faktor krusial dalam memastikan anak-anak dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak.