Internasional

Sungai Eufrat Kering, Warga Raqqa Berbondong-bondong Cari Emas Mentah

Avatar photo
6
×

Sungai Eufrat Kering, Warga Raqqa Berbondong-bondong Cari Emas Mentah

Sebarkan artikel ini

Fenomena Pencarian Emas di Sungai Eufrat, Raqqa: Dari Penasaran Menjadi Tren Ekonomi

JAKARTA – Puluhan warga di pedesaan Raqqa, Suriah, kini berbondong-bondong menggali tepian Sungai Eufrat untuk mencari emas mentah. Fenomena ini dipicu oleh munculnya gundukan tanah berkilau di dasar sungai yang mengalami pengeringan akibat penurunan aliran air.

Aksi yang awalnya dimulai dari rasa penasaran segelintir warga tersebut kini berkembang menjadi penggalian masif tanpa adanya koordinasi. Tenda-tenda sementara semakin banyak terlihat di sepanjang sungai, di mana para pencari emas bekerja siang dan malam dengan peralatan sederhana seperti sekop dan cangkul. Kegiatan ini telah memicu munculnya ekonomi mikro di sekitar lokasi.

Hingga saat ini, tak ada campur tangan dari otoritas setempat maupun pemerintah dalam kegiatan ini. Kurangnya regulasi resmi dan pengawasan keselamatan membuat risiko lingkungan serta kemungkinan kecelakaan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah warga yang terlibat. Khaled al-Shammari, seorang insinyur geologi, mengingatkan agar masyarakat berhati-hati. Ia menjelaskan bahwa meskipun endapan mineral memang umum ditemukan di sepanjang aliran Sungai Eufrat yang kaya, penampakan tanah berkilau tak bisa dijadikan jaminan keberadaan emas.

“Diperlukan analisis geologi mendalam untuk menentukan apakah endapan tersebut mengandung emas atau mineral berharga lainnya,” ungkap al-Shammari kepada Shafaq News. Meskipun informasi ilmiah yang belum jelas ini tidak menyurutkan semangat para pencari, banyak di antara mereka yang percaya perburuan emas ini juga memiliki makna spiritual.

Di kalangan masyarakat Raqqa, fenomena ini memunculkan kembali perbincangan mengenai sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan, “Kiamat tidak akan datang hingga Sungai Eufrat menyingkapkan gunung emas yang akan menjadi perebutan manusia.” Ulama Asaad Al Hamdani membenarkan keotentikan hadis tersebut dalam tradisi Sunni, namun mengingatkan agar publik tidak terburu-buru mengaitkan peristiwa ini dengan tanda-tanda kiamat.

“Narasi-narasi seperti ini membutuhkan pemahaman mendalam dari para ulama, terutama saat dihubungkan dengan peristiwa aktual,” katanya.

Sungai Eufrat, yang telah mengalir melewati Turki, Suriah, dan Irak, merupakan sumber kehidupan sejak era Mesopotamia kuno. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penurunan debit airnya menimbulkan kekhawatiran regional. Hal ini mencakup sengketa pembangunan bendungan di Turki, masalah hak atas air lintas batas, dan kondisi kekeringan yang semakin memburuk.

Fenomena pencarian emas ini mencerminkan harapan dan tantangan yang dihadapi masyarakat Raqqa, terjebak dalam ketidakpastian dan risiko yang mengintai. Sementara para pencari tetap melanjutkan usaha mereka, dampak lingkungan dan keselamatan menjadi perhatian yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pihak berwenang. Keterlibatan pemerintah dalam memberikan panduan dan keamanan sangat dibutuhkan agar kegiatan ini tidak berujung pada bencana yang lebih besar.