Internasional

Putin Tekankan Integritas Suriah dalam Pembicaraan dengan Netanyahu

Avatar photo
12
×

Putin Tekankan Integritas Suriah dalam Pembicaraan dengan Netanyahu

Sebarkan artikel ini

Putin Ingatkan Netanyahu Soal Stabilitas Suriah dalam Telpon Berbicara

Jakarta, CNN Indonesia – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan pentingnya integritas Suriah dalam percakapan teleponnya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam pembicaraan tersebut, yang dilaporkan pada Senin (4/8) oleh Reuters berdasarkan informasi dari Kremlin, Putin mengingatkan Netanyahu akan kebutuhan untuk menghormati kepentingan semua kelompok etnis dan agama di Suriah, terutama setelah adanya intervensi Israel di wilayah perbatasan.

Peringatan ini muncul setelah Israel melancarkan serangan ke Damaskus dan Provinsi Sweida, yang mayoritas penduduknya adalah komunitas Druze. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk mendukung etnis minoritas Druze dan menegakkan demiliterisasi di Suriah selatan. Namun, langkah ini juga memunculkan kekhawatiran akan destabilitas yang lebih luas di wilayah tersebut.

Putin menambahkan bahwa stabilitas politik di Suriah hanya dapat dicapai melalui penghormatan terhadap kepentingan semua pihak yang terlibat. Selain itu, dalam percakapan ini, Putin menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam perundingan terkait program nuklir Iran, yang menjadi isu sensitif di kawasan.

Rusia dikenal sebagai sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang baru-baru ini dilaporkan melarikan diri ke Moskow bersama keluarganya. Hubungan Rusia dengan Iran juga semakin dekat, terutama setelah peningkatan kerjasama militer di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Tindakan Israel yang memasuki wilayah Suriah menambah kompleksitas situasi di kawasan. Sementara itu, Rusia, yang memiliki komunitas besar keturunan Rusia di Israel, berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan kedua negara.

Konteks dari perbincangan ini menjadi lebih penting ketika mempertimbangkan hubungan diplomatik dan strategis yang rumit antara Rusia, Israel, dan Iran. Kehadiran Rusia sebagai penengah dapat menawarkan peluang baru dalam upaya menyelesaikan ketegangan di kawasan.

Kepentingan nasional dan strategis masing-masing negara harus dipertimbangkan agar tidak terjadi eskalasi lebih lanjut. Rusia, meskipun memiliki kedekatan dengan Iran, juga merasakan perlunya menjaga stabilitas di Suriah untuk kepentingan keamanan regional.

Sebagai langkah ke depan, ekspektasi dari kedua pemimpin ini menjadi sangat krusial untuk menghindari konflik terbuka. Pemerintah Israel diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang lebih bijak dalam menentukan kebijakannya terhadap Suriah, sementara Rusia berusaha untuk membuktikan perannya sebagai mediator yang kredibel.

Diskusi antara Putin dan Netanyahu menggambarkan dinamika geopolitik yang kompleks dan tantangan yang harus dihadapi oleh negara-negara besar dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Timur Tengah. Diharapkan, melalui komunikasi yang konsisten dan dialog terbuka, ketegangan yang ada dapat diminimalisir dan terciptanya kerjasama yang lebih produktif di masa depan.