Nasional

Kebakaran Hutan di Singkawang Meluas Hingga 31 Hektare, Pemadaman Kesulitan karena Asap Tebal

Avatar photo
6
×

Kebakaran Hutan di Singkawang Meluas Hingga 31 Hektare, Pemadaman Kesulitan karena Asap Tebal

Sebarkan artikel ini

Kebakaran Hutan dan Lahan di Singkawang Meningkat, Pemkot Sebut Perlunya Tindakan Preventif

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sekitar Bandara Singkawang, tepatnya di Kelurahan Pangmilang, Kecamatan Singkawang Selatan, semakin meluas. Berdasarkan laporan terbaru, area yang terbakar kini mencapai 31 hektare, namun tim gabungan baru berhasil memadamkan sekitar 0,6 hektare lahan. Situasi ini memicu keprihatinan di kalangan masyarakat, mengingat dampaknya tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada kesehatan dan aktivitas penerbangan.

Kepala Daops Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang, Yuyu Wahyudin, mengungkapkan bahwa kondisi di lapangan cukup mengkhawatirkan, dengan asap tebal dan angin yang berubah-ubah menyulitkan upaya pemadaman. Tim yang terlibat dalam pemadaman ini terdiri dari berbagai instansi, termasuk Manggala Agni, TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Pemadaman dilakukan tidak hanya dari darat, namun juga melalui metode water bombing oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Walaupun upaya ini telah dimaksimalkan, hasilnya belum optimal.

Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, menekankan perlunya tindakan preventif. Pemerintah kota akan segera membangun parit pembatas dan sumur bor di sekitar lokasi kebakaran untuk mencegah meluasnya api. “Kami akan membangun parit untuk membatasi laju api dan mempermudah akses air bagi tim di lapangan,” ujarnya.

Saat ini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Wali Kota juga meminta camat dan Forkopimcam untuk melakukan pengawasan serta memberikan edukasi kepada warga tentang bahaya kebakaran lahan, terutama di musim kemarau ini. Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat agar tidak mengulangi tindakan yang dapat menyebabkan kebakaran. “Ini bukan hanya ancaman lingkungan saja, tetapi juga membahayakan kesehatan dan aktivitas penerbangan,” tambahnya.

Kondisi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi karhutla. Di tengah isu perubahan iklim yang semakin kompleks, kebakaran hutan dan lahan menjadi masalah yang serius, terutama di daerah yang rawan seperti Kalimantan. Keterlibatan masyarakat sangat diharapkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Dalam konteks yang lebih luas, karhutla bukanlah sekadar masalah lokal, tetapi merupakan isu nasional yang memerlukan kolaborasi berbagai pihak, dari pemerintah hingga masyarakat, untuk menciptakan kesadaran dan penanganan yang efektif. Dengan saling mengingatkan dan mengambil tindakan preventif, diharapkan Indonesia dapat mengurangi risiko kebakaran hutan dan menjaga lingkungan tetap aman untuk generasi mendatang.

Sebagai penutup, momen ini seharusnya menjadi panggilan bagi seluruh elemen masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga lingkungan. Kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas. Diharapkan, upaya pemadaman yang sedang dilakukan dapat segera berbuah hasil positif agar tidak ada lagi kebakaran yang merugikan bagi semua pihak.