Nasional

Mentan: Rupiah Berpotensi Menguat ke Rp1.000 dengan Hilirisasi Komoditas Ekspor

Avatar photo
6
×

Mentan: Rupiah Berpotensi Menguat ke Rp1.000 dengan Hilirisasi Komoditas Ekspor

Sebarkan artikel ini

Peluang Penguatan Nilai Tukar Rupiah Melalui Hilirisasi Komoditas

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan potensi peningkatan nilai tukar Rupiah menjadi Rp1.000 per dolar Amerika Serikat (AS) jika Indonesia serius menggarap hilirisasi komoditas ekspor. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah di Yogyakarta, di mana Amran menekankan pentingnya langkah konkret mulai sekarang.

Hilirisasi, menurut Amran, dapat menghasilkan nilai tambah yang signifikan bagi komoditas yang selama ini diekspor dalam bentuk mentah. Contohnya, kelapa bulat yang saat ini memiliki nilai ekspor sekitar Rp20 triliun dapat meningkat 100 kali lipat jika diolah di dalam negeri. “Kalau kita hilirisasi semua komoditas kita, nilai ekspor bisa melonjak hingga Rp50.000 triliun,” ungkapnya optimistis.

Dalam upaya mendukung program ini, anggaran sebesar Rp371 triliun telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto, dengan Rp40 triliun di antaranya telah siap dicairkan. Anggaran ini termasuk Rp8 triliun yang baru saja ditandatangani Amran untuk kebutuhan sektor pertanian.

Amran menjelaskan bahwa komoditas dengan permintaan tinggi, seperti kakao, mete, dan kopi, akan menjadi prioritas dalam proses hilirisasi. Kementeriannya juga menyiapkan tambahan dana antara Rp4-7 triliun untuk membangun fasilitas pengolahan yang dibutuhkan di dalam negeri. Dengan langkah ini, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas mentah.

Berdasarkan data, Indonesia mengalami kerugian ketika menjual komoditas seperti kakao dalam bentuk mentah. Kakao dari Sulawesi, misalnya, dapat mendapatkan harga hingga 38 kali lipat lebih tinggi setelah diolah di negara tujuan. “Kami ingin proses pengolahan itu dilakukan di Indonesia. Semua komoditas harus dikelola di sini,” tegas Amran.

Dia juga menyoroti perubahan pola konsumsi global, khususnya di India dan China, yang mulai beralih ke produk berbasis kelapa. Negara-negara tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menanam kelapa, memberikan Indonesia peluang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Amran memprediksi bahwa dengan hilirisasi, nilai ekspor Indonesia yang saat ini mencapai Rp600 triliun dapat meningkat secara signifikan, bahkan bisa menjadi Rp30.000 triliun. “Ini adalah langkah untuk mencapai Indonesia emas dan menjadikan negara kita sebagai ‘superpower’ di masa depan,” tambahnya.

Pernyataan dan rencana Menteri Pertanian mencerminkan harapan baru untuk masyarakat Indonesia. Dengan potensi peningkatan nilai tukar Rupiah yang dapat membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat, hilirisasi komoditas bukan hanya sekadar program pemerintah, tetapi juga harapan bagi petani dan pelaku usaha lokal. Jika langkah ini dapat direalisasikan, kesejahteraan masyarakat akan meningkat, dan ketahanan ekonomi Indonesia semakin kuat di kancah global.

Dalam konteks ini, penting untuk tetap mengawasi pelaksanaan program hilirisasi agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir pihak saja. Upaya pemerintah perlu didukung dengan partisipasi aktif dari masyarakat dan pelaku usaha lokal untuk mencapai hasil yang optimal.