Berita

Anak-anak Bermain Layangan di Jembatan Surabaya, Warga Khawatir Terjerat Benang Putus

Avatar photo
5
×

Anak-anak Bermain Layangan di Jembatan Surabaya, Warga Khawatir Terjerat Benang Putus

Sebarkan artikel ini

Anak-Anak Bermain Layangan di Surabaya: Antara Hiburan dan Kewaspadaan Masyarakat

Surabaya – Permainan layangan tengah menjadi tren di beberapa titik kota Surabaya, terutama di kawasan jembatan Jalan Pasar Besar Wetan, Bubutan. Meskipun menjadi hiburan yang digemari anak-anak, kegiatan ini juga memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait potensi bahaya yang ditimbulkan, terutama bagi pengendara di sekitarnya.

Dari pantauan media, anak-anak tampak antusias menerbangkan layang-layang di kedua sisi jembatan. Aktivitas yang terlihat ceria ini, sayangnya, menyimpan risiko. Benang layangan yang putus dapat menjuntai ke arah jalan raya, berpotensi menjadikan pengendara, terutama pengguna sepeda motor, sebagai korban.

Salah satu warga setempat, Wahyudhi (30 tahun), menyatakan kekhawatirannya saat melintas di area tersebut. “Waswas pasti lah. Itu benangnya kalau kena motor bisa nyangkut. Bisa melukai orang juga kan,” ujarnya pada Minggu (27/7/2025). Kekhawatiran ini sejalan dengan berbagai insiden yang beredar di media sosial, di mana beberapa pengendara melaporkan bahwa mereka menjadi korban terkena benang layangan.

Wahyudhi berharap pihak berwenang dapat melakukan pengawasan lebih ketat terhadap aktivitas bermain layangan, terutama di lokasi yang rawan seperti jembatan, jalan raya, atau dekat jaringan listrik. “Anak-anak itu mainnya kadang bahaya, mereka bisa naik-naik ke pembatas jembatannya. Takutnya jatuh ke sungai juga,” tuturnya.

Komunikasi antarpengendara menjadi penting dalam situasi ini. Andhi (27 tahun), seorang pengendara yang sering melintasi kawasan tersebut, mengaku juga merasa khawatir. Ia menuturkan, “Saya juga khawatir, lihat di media sosial bahkan ada yang mengaku sempat jadi korban. Kabelnya nyangkut di motor gitu.” Menurutnya, pengawasan yang lebih baik terhadap anak-anak yang bermain layangan menjadi tanggung jawab bersama orang dewasa.

Dalam konteks yang lebih luas, fenomena ini mencerminkan kebangkitan aktivitas luar ruangan di kalangan anak-anak dalam suasana pasca-pandemi. Namun, perlu diingat bahwa kesenangan yang sederhana ini dapat menimbulkan dampak serius jika tidak diimbangi dengan kewaspadaan. Masyarakat diimbau untuk lebih proaktif dalam mengawasi lingkungan bermain anak-anak, agar mereka dapat bermain dengan aman.

Warga berharap agar Dinas Perhubungan dan pihak terkait lainnya segera mengambil langkah-langkah pencegahan. Hal ini diharapkan untuk melindungi anak-anak dari potensi bahaya, sekaligus menjaga keselamatan para pengendara di kawasan padat. Dengan demikian, aktivitas bermain layangan dapat tetap menjadi salah satu tradisi yang menyenangkan, tanpa mengorbankan keselamatan publik.

Dengan kesadaran kolektif dan tindakan yang tepat, diharapkan permainan layangan bisa berlangsung dengan aman, memberi pengalaman berharga bagi anak-anak, sekaligus menyehatkan hubungan sosial di lingkungan mereka.