Liverpool Kenang Diogo Jota dengan Patung dan Emblem Khusus di Jersey Musim Depan
Liverpool, salah satu klub raksasa di ajang sepak bola Eropa, meluncurkan serangkaian penghormatan untuk mengenang Diogo Jota setelah kepergiannya yang tragis. Pemain asal Portugal ini meninggal dunia dalam kecelakaan mobil pada 3 Juli lalu di Spanyol, saat dalam perjalanan menuju Inggris untuk memulai pramusim bersama tim. Di usia muda 28 tahun, Jota meninggalkan duka mendalam bagi klub dan para penggemarnya, termasuk keluarganya yang kehilangan sosok suami dan ayah bagi tiga anaknya.
Dalam langkah penghormatan, Liverpool merencanakan pembangunan patung Diogo Jota yang terbuat dari daur ulang barang-barang yang ditinggalkan para penggemar di luar Stadion Anfield. Patung ini tidak hanya merupakan simbol rasa kehilangan, tetapi juga mencerminkan ikatan erat antara pemain dan komunitas pendukungnya. Kehadiran patung ini diharapkan menjadi tempat ziarah yang dapat menginspirasi para fan untuk mengenang jasa Jota bagi klub.
Selain itu, klub asal Merseyside tersebut juga akan memasang emblem “Forever 20” di jersey mereka selama satu musim ke depan. Emblem ini menjadi simbol penghormatan tidak hanya bagi Diogo Jota, tetapi juga untuk menyoroti komitmen Liverpool dalam menjaga kenangan akan pemain-pemain hebatnya. Pada dua laga pramusim di Asia, di mana Liverpool berhadapan dengan AC Milan dan Yokohama F. Marinos, mereka mengenakan emblem “Diogo J 20” di bagian depan jersey, menegaskan betapa besarnya pengaruh Jota di hati publik.
Penggemar juga diundang untuk turut berkontribusi dalam penghormatan ini. Liverpool menyediakan layanan untuk mencetak “Diogo J 20” di bagian belakang jersey bagi para suporter yang berminat. Hasil penjualan dari pelayanan ini akan disalurkan untuk membantu program amal LFC Foundation, menegaskan bahwa meskipun Jota telah pergi, semangatnya akan terus hidup melalui kontribusi kepada masyarakat.
Lebih jauh, Liverpool merencanakan pembuatan mosaik Diogo Jota di tribun stadion, yang akan melibatkan partisipasi langsung dari para penggemar. Pada pekan pertama musim baru Premier League, saat laga melawan Bournemouth, klub akan melaksanakan momen mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati Jota. Langkah ini menunjukkan bahwa setiap orang, tidak terkecuali atlet, memiliki dampak yang mendalam pada masyarakat, baik di dalam maupun luar lapangan.
Penghormatan ini memiliki makna tersendiri, tidak hanya untuk Liverpool tetapi juga untuk masyarakat Indonesia yang mencintai sepak bola. Kejadian tragis ini menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga komunitas yang saling mendukung dan menjalin hubungan emosional yang kuat. Di tengah kondisi sosial dan ekonomi yang kerap bergolak, momen seperti ini dapat mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas dan penghargaan terhadap mereka yang telah memberikan yang terbaik bagi komunitas.
Keputusan Liverpool untuk menghormati Diogo Jota dengan cara yang begitu mendalam dan menyentuh hati menjadi contoh yang patut dicontoh, bahwa penghargaan terhadap orang-orang yang telah berkontribusi dalam dunia olahraga tidak hanya layak diberikan di dalam lingkup klub tetapi juga di tingkat global.