Korban Tewas Akibat Pertempuran di Sudan Meningkat Signifikan
Jumlah korban tewas akibat pertempuran di Kota Al Fasher, Provinsi Darfur Utara, Sudan, melonjak menjadi 2.227 orang setelah pengambilalihan penuh kota tersebut oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada 26 Oktober. Data ini disampaikan oleh Agad bin Kony, juru bicara Tentara Pembebasan Sudan pro-pemerintah, dalam laporan yang diterbitkan pada Kamis.
Krisis kemanusiaan di wilayah tersebut semakin memburuk, dengan lebih dari 390.000 warga terpaksa mengungsi akibat konflik yang berkepanjangan. Menurut laporan, dalam empat hari terakhir saja, lebih dari 393.000 orang telah meninggalkan Al Fasher. Kota ini sebelumnya merupakan bastion terakhir bagi tentara Sudan di Darfur yang kini dikepung intensif oleh RSF sejak tahun lalu.
Konflik bersenjata yang berlangsung di Sudan telah memasuki tahun ketiga, sejak awal pecahnya perang saudara yang melibatkan tentara Sudan dan RSF. Dampak dari pertempuran ini sangat besar, menewaskan puluhan ribu orang dan membuat jutaan lainnya terpaksa mengungsi. Masyarakat di banyak wilayah Sudan kini berada dalam ancaman kelaparan akut.
Agad bin Kony menegaskan bahwa video-video tindakan kekerasan yang dilakukan oleh militan telah beredar luas, memperlihatkan serangan terhadap rumah sakit, pusat pengungsian, dan masjid. “Korban luka dan warga sipil yang mencari perlindungan kini menghadapi ancaman nyata di tengah aksi penembakan yang tidak henti-hentinya,” ujarnya.
Meskipun gencatan senjata telah berulang kali disarankan oleh PBB dan berbagai mediator regional, fakta di lapangan menunjukkan bahwa permohonan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap situasi di Sudan. Hanya dalam waktu singkat, ribuan warga sipil yang berharap akan keamanan justru terpaksa meninggalkan rumah mereka.
El Fasher, sebagai kota strategis dalam konflik ini, terus menjadi pusat perhatian. Dikuasai oleh RSF, para penduduk lokal kini merasakan dampak langsung dari meningkatnya ketegangan dan pembunuhan. Para pengamat internasional memperingatkan bahwa tanpa bantuan kemanusiaan yang memadai, situasi ini dapat semakin memburuk, membahayakan kehidupan jutaan orang.
Menanggapi situasi yang semakin kritis, beberapa organisasi kemanusiaan mendesak masyarakat internasional untuk segera merespons krisis ini. Mereka menyoroti pentingnya memberikan akses bantuan yang aman kepada warga yang terkena dampak. Hingga saat ini, lebih dari 30 juta warga Sudan diperkirakan memerlukan bantuan kemanusiaan mendesak.
Krisis di Al Fasher dan seluruh Sudan menunjukkan betapa mendesaknya perhatian global terhadap situasi yang terus berlanjut, dan menggarisbawahi pentingnya solidaritas internasional dalam menghadapi bencana kemanusiaan yang tengah berlangsung.


 
							







