Internasional

Ratusan Ribu Berunjuk Rasa di Yerusalem Tolak Penghapusan Pengecualian Layanan Militer untuk Mahasiswa Haredi

Avatar photo
6
×

Ratusan Ribu Berunjuk Rasa di Yerusalem Tolak Penghapusan Pengecualian Layanan Militer untuk Mahasiswa Haredi

Sebarkan artikel ini

Ratusan Ribu Warga Protes di Yerusalem Menentang Penghapusan Pengecualian Wajib Militer untuk Mahasiswa Haredi

Yerusalem, 25 Oktober 2023 – Ratusan ribu warga Israel memadati jalanan Yerusalem pada Kamis, sebagai bentuk protes terhadap rencana pemerintah yang berupaya menghapus pengecualian wajib militer bagi mahasiswa dari komunitas Haredi. Aksi demonstrasi ini menandakan ketidakpuasan yang mendalam terhadap kebijakan yang dianggap dapat merugikan identitas dan tradisi religius mereka.

Aksi protes dimulai sejak pagi hari, dengan para demonstran berkumpul di berbagai titik strategis di ibu kota Israel. Sambil membawa spanduk dan bendera, mereka menyerukan kepada pemerintah untuk mempertahankan pengecualian militer yang telah ada selama bertahun-tahun. Para pemimpin demonstrasi menekankan pentingnya mempertahankan kebebasan beragama dan hak untuk melanjutkan pendidikan religius tanpa intervensi pemerintah.

Rencana penghapusan pengecualian militer ini muncul dalam konteks kebijakan yang lebih luas tentang pelayanan militer di Israel, di mana Haredi, yang terdiri dari komunitas ortodoks Yahudi, telah lama mendapatkan pengecualian dari kewajiban ini. Pendukung kebijakan baru berargumen bahwa setiap warga negara harus berpartisipasi dalam pertahanan negara, sedangkan penentang melihat ini sebagai ancaman terhadap cara hidup mereka yang telah terjaga selama bertahun-tahun.

Sejarah pengecualian ini dimulai setelah pendirian negara Israel, ketika otoritas pemerintah memberikan kebebasan kepada mahasiswa Haredi untuk fokus pada studi kitab suci. Namun, dengan meningkatnya angka pengangguran di kalangan pemuda Haredi dan tuntutan sosial yang berubah, perhatian terhadap partisipasi mereka dalam militer semakin meningkat.

Salah seorang peserta protes, Rabbi David Greenfeld, menyatakan, “Kami di sini untuk melindungi hak kami untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan keyakinan kami. Pengecualian ini adalah bagian dari warisan kami dan sangat penting bagi keberlangsungan komunitas kami.” Pernyataannya mencerminkan pendapat banyak peserta lain yang merasakan kekhawatiran serupa terhadap kebijakan pemerintah ini.

Sebagian pengamat politik menilai, protes ini adalah bagian dari ketegangan yang lebih besar antara pemerintah dan kelompok-kelompok religius di Israel. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara keduanya semakin tegang, terutama seiring meningkatnya kebijakan yang dianggap melawan nilai-nilai tradisional.

Dalam kesempatan yang sama, pihak kepolisian Yerusalem mengungkapkan bahwa mereka telah mempersiapkan langkah-langkah keamanan khusus untuk mengantisipasi potensi ketegangan selama aksi protes. “Kami akan memastikan bahwa aksi protes berlangsung dengan aman dan tertib, sambil tetap menghormati hak-hak setiap warga negara untuk menyampaikan pendapatnya,” ungkap juru bicara kepolisian.

Sementara itu, beberapa laporan menyebutkan bahwa protes ini berlangsung damai tanpa ada insiden serius, meski ketegangan di lapangan tetap terasa. Para demonstran berharap suara mereka didengar dan menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan mengenai masa depan penyelenggaraan wajib militer, khususnya yang berkaitan dengan identitas budaya dan religius mereka.

Dengan adanya protes masif ini, masa depan kebijakan terkait pelayanan militer bagi mahasiswa Haredi menjadi semakin tidak pasti. Komunitas Haredi dan penganut keyakinan religius lainnya di Israel akan terus memantau perkembangan ini dengan penuh harap dan kecemasan.