Berita

Museum Rajekwesi Bojonegoro Resmi Dibuka Sebagai Pusat Edukasi dan Pelestarian Budaya

Avatar photo
6
×

Museum Rajekwesi Bojonegoro Resmi Dibuka Sebagai Pusat Edukasi dan Pelestarian Budaya

Sebarkan artikel ini

Museum Rajekwesi di Bojonegoro Resmi Dibuka, Menjadi Ruang Edukasi bagi Masyarakat

Bojonegoro – Museum Rajekwesi yang berlokasi di Jalan Pahlawan, dekat Alun-alun Bojonegoro, resmi dibuka untuk umum pada 20 Oktober 2025, bersamaan dengan perayaan Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro. Museum ini berkomitmen untuk menjadi pusat pelestarian warisan budaya sekaligus ruang edukasi bagi seluruh warga, terutama generasi muda di kota minyak yang kaya akan sejarah ini.

Sejak dibuka, Museum Rajekwesi telah menarik perhatian banyak pengunjung, baik siswa maupun orang tua. Salah satu pengunjung, Agus, mengungkapkan rasa antusiasmenya. Ia menyebutkan, “Dulu hanya bisa melihat dari gambar, sekarang saya bisa langsung melihat bentuk aslinya.” Hal ini menegaskan pentingnya keberadaan museum sebagai sarana pendidikan dan rekreasi sekaligus.

Guru dari SMP Negeri 5 Bojonegoro, Teguh, juga memberikan apresiasi terhadap museum ini. Ia mengajak puluhan siswa untuk belajar dan melihat langsung koleksi museum yang mencakup fosil hingga prasasti. “Museum ini memiliki nilai edukasi yang sangat tinggi, sehingga siswa bisa berinteraksi dengan koleksi bersejarah,” ujarnya.

Pembukaan Museum Rajekwesi diawali dengan acara “Boyong Museum”, yang dihadiri oleh Bupati Setyo Wahono, Wakil Bupati Nurul Azizah, dan jajaran Forkopimda serta kepala OPD Pemkab Bojonegoro. Dalam kesempatan tersebut, mereka meninjau berbagai koleksi bernilai sejarah, seperti fosil gigi hiu purba, fosil cangkang kerang, hingga fosil tulang gajah. Selain itu, museum ini juga menampilkan koleksi prasasti dari masa Hindu-Buddha dan peralatan pertanian tradisional, seperti pacul dan ani-ani.

Bupati Setyo Wahono menekankan, kehadiran Museum Rajekwesi merupakan simbol penataan baru dalam pengelolaan museum yang profesional dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Beliau menegaskan bahwa museum bukan sekadar tempat menyimpan barang, melainkan juga sebagai refleksi bagi generasi muda untuk belajar tentang budaya dan sejarah yang membentuk Bojonegoro.

“Dari sini, kita harapkan generasi muda dapat lebih mengenal tokoh-tokoh budaya serta sejarah yang ada di daerah kita, guna membangun masa depan Bojonegoro yang lebih baik,” kata Bupati Wahono.

Untuk memeriahkan acara Boyong Museum, lebih dari 30 paguyuban dari dalam dan luar Bojonegoro turut berpartisipasi melalui pameran benda-benda antik, pusaka, batu cincin, patung, dan lukisan yang menyimpan nilai sejarah.

Museum Rajekwesi buka untuk umum secara gratis setiap hari Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Kasi Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Damiati, mengajak masyarakat untuk mengenal lebih jauh sejarah Bojonegoro dengan berkunjung ke museum ini. Ia juga menjelaskan, koleksi yang ditemukan masyarakat, seperti fosil dan stupa, sangat dihargai dan diharapkan dapat disimpan di museum untuk kepentingan edukasi.

Dengan dibukanya Museum Rajekwesi, diharapkan masyarakat Bojonegoro semakin sadar akan pentingnya pelestarian warisan budaya dan sejarah sebagai bagian dari identitas bangsa dan daerah.