Berita

Teras SDN Bendo 1 Blitar Ambruk, Dinas Pendidikan Tuntut Kontraktor Bertanggung Jawab

Avatar photo
10
×

Teras SDN Bendo 1 Blitar Ambruk, Dinas Pendidikan Tuntut Kontraktor Bertanggung Jawab

Sebarkan artikel ini

Teras SDN Bendo 1 Blitar Ambruk, Dinas Pendidikan Minta Kontraktor Bertanggung Jawab

Blitar, (beritajatim.com) – Teras Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bendo 1 di Kota Blitar mengalami keruntuhan. Struktur atap yang terbuat dari genting dan rangka galvalum ini baru saja selesai dibangun. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun peristiwa tersebut menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk orang tua siswa dan anggota legislatif.

Dinas Pendidikan Kota Blitar telah menyatakan bahwa mereka mengetahui kejadian ini dan langsung mengunjungi lokasi untuk mengkaji kerusakan. Dindin Alinurdin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk mencari solusinya. “Kami melakukan pembahasan pada hari Minggu dan sepakat untuk kembali ke perencanaan awal, namun dengan penguatan material di beberapa konstruksi,” ujarnya pada Selasa, 21 Oktober 2025.

Perbaikan teras tersebut dianggarkan dengan dana mencapai Rp152 juta, yang akan digunakan untuk lima paket pengerjaan, termasuk perbaikan teras yang ambruk. Kepala Dinas Pendidikan juga menjelaskan bahwa laporan dari pelaksana proyek menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai, namun bangunan teras tersebut belum diserahterimakan dan pemeriksaan belum dilakukan.

Penyebab runtuhnya teras ini diduga berkaitan dengan ketidaksesuaian antara desain awal dan pelaksanaan di lapangan. Menurut laporan Dinas Pendidikan, ada perubahan dalam desain yang menghilangkan tiang penyangga sesuai permintaan pihak sekolah. “Seharusnya ada tiang penyangga, tetapi karena permintaan sekolah, tiang tersebut dihilangkan dan diganti dengan tali pengait. Meski material tidak bermasalah, namun struktur lama seperti tembok tidak diperhitungkan kekuatannya,” papar Dindin.

Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi Dinas Pendidikan. Pihaknya telah meminta kontraktor untuk bertanggung jawab atas keruntuhan ini dan menetapkan tenggat waktu hingga 30 Oktober 2025 untuk memperbaiki teras yang ambruk. “Kami tidak mengizinkan penggunaan material rusak dari bangunan lama. Semua harus baru, dan material lama harus disimpan sampai serah terima,” tegas Dindin.

Peristiwa ini tentu memberikan dampak signifikan bagi masyarakat, terutama orang tua siswa yang berharap agar infrastruktur pendidikan anak-anak mereka aman dan layak. Harapan akan adanya pembenahan yang cepat dan berkualitas sangat penting, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Hal ini juga mengingatkan kita semua akan pentingnya kehati-hatian dan kepatuhan terhadap desain konstruksi yang telah disepakati, demi keselamatan dan keamanan anak-anak di lingkungan pendidikan.

Dengan adanya langkah konkret dari Dinas Pendidikan dan kontraktor, diharapkan perbaikan dapat dilakukan dengan baik, sehingga siswa dapat kembali belajar di lingkungan yang aman dan nyaman. Pendidikan yang berkualitas juga tak terlepas dari infrastruktur yang memadai, sehingga penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan dalam proses belajar.