Nasional

Badai Tropis Fengshen Melanda Filipina, Delapan Tewas dan 22.000 Mengungsi

Avatar photo
11
×

Badai Tropis Fengshen Melanda Filipina, Delapan Tewas dan 22.000 Mengungsi

Sebarkan artikel ini

Delapan Tewas dan 22.000 Mengungsi akibat Badai Tropis Fengshen di Filipina

Ankara — Badai tropis Fengshen menyerang wilayah utara dan tengah Filipina pada Minggu, menyebabkan delapan orang tewas, tiga terluka, dan dua lainnya hilang. Dampak dari bencana ini juga memaksa sekitar 22.000 penduduk untuk mengungsi dari desa-desa yang rentan terhadap banjir dan longsor.

Pemerintah setempat telah memberlakukan keadaan darurat di beberapa kota. Sekolah-sekolah ditutup dan penerbangan ditunda sebagai respons terhadap situasi darurat ini. Badai yang dikenal dengan nama “Ramil” oleh warga setempat ini terdeteksi di Teluk Manila dengan kecepatan angin mencapai 65 kilometer per jam.

Juru bicara Kantor Pertahanan Sipil, Junie Castillo, menjelaskan bahwa lima orang tewas akibat tertimpa pohon tumbang di Kota Pitogo, Provinsi Quezon, sementara tiga lainnya dilaporkan meninggal di wilayah Visayas Barat. Operasi pencarian masih terus berlangsung untuk menemukan dua warga yang hilang akibat tanah longsor yang terjadi di Kota Quezon, Provinsi Bukidnon di Filipina selatan.

Castillo menambahkan bahwa sekitar 30.000 orang mengalami dampak dari badai ini, dengan 20.000 di antaranya sudah dievakuasi. Selain itu, Badai Fengshen juga menyebabkan banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di Filipina tengah dan selatan.

Filipina dikenal rentan terhadap badai tropis, dengan rata-rata 20 topan melanda negara tersebut setiap tahun. Pemerintah, bersama dengan berbagai lembaga terkait, terus meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap ancaman bencana alam untuk melindungi warganya.

Kondisi darurat ini menyoroti perlunya pemeriksaan rutin terhadap infrastruktur dan perencanaan kota untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang. Masyarakat diimbau tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang selama masa kritis ini.

Kerjasama antara pemerintah, lembaga non-pemerintah, serta warga setempat sangat penting dalam menghadapi tantangan seperti ini. Pihak berwenang juga berkomitmen untuk memberikan bantuan yang diperlukan dan memastikan keselamatan masyarakat yang terdampak.

Dengan tantangan yang dihadapi akibat perubahan iklim dan meningkatnya frekuensi bencana alam, penting bagi semua pihak untuk bersatu dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap risiko yang mungkin terjadi.