Nasional

OJK Tantang Pelaku Usaha Jasa Keuangan Perangi Rentenir dengan Akses Kredit Terjangkau

Avatar photo
13
×

OJK Tantang Pelaku Usaha Jasa Keuangan Perangi Rentenir dengan Akses Kredit Terjangkau

Sebarkan artikel ini

OJK Tantang Pelaku Usaha Jasa Keuangan Lawan Rentenir dengan Akses Pembiayaan yang Lebih Baik

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi, mengajak Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) untuk berperan aktif dalam melawan praktik rentenir. Dalam acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan di Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (18/10), ia menekankan pentingnya memberikan akses pembiayaan kredit yang cepat, mudah, dan terjangkau bagi masyarakat.

“Kita perlu bersinergi untuk melawan rentenir yang telah ada sejak lama. Praktik ini sering mencekik masyarakat dengan skema yang merugikan. Oleh karena itu, PUJK di seluruh Indonesia ditantang untuk mempercepat dan mempermudah akses pembiayaan,” ujarnya.

Friderica menambahkan bahwa pihaknya rutin mengadakan kegiatan edukasi dan literasi keuangan sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di masyarakat. Edukasi tersebut bertujuan untuk memastikan setiap individu memiliki akses terhadap produk dan layanan keuangan formal.

Survei dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan adanya hubungan positif antara literasi dan inklusi keuangan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Friderica menjelaskan, “Bila suatu daerah ingin meningkatkan kesejahteraan, salah satu cara adalah memudahkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.”

Tingkat literasi keuangan di Indonesia saat ini tercatat mencapai 66,46 persen, sementara inklusi keuangan dalam industri yang diawasi OJK sudah mencapai 80 persen, serta mencakup berbagai sektor sebesar 92 persen. Hal ini menunjukkan adanya perluasan akses layanan keuangan yang lebih inklusif.

“Untuk itu, PUJK diharapkan bisa menawarkan bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan praktik ilegal. Kami memiliki pekerjaan rumah bersama untuk meningkatnya literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Ini adalah langkah penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi kesenjangan di masyarakat,” tukas Friderica.

Diharapkan, peningkatan inklusi dan literasi keuangan dapat memberikan daya dorong terhadap pertumbuhan ekonomi, serta memperdalam pasar di sektor jasa keuangan. Ini merupakan bagian dari komitmen bersama untuk menghadirkan solusi keuangan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.