Tim Gabungan Lakukan Pemadaman Kebakaran di Gunung Rinjani NTB
Mataram – Kebakaran lahan kembali melanda Taman Nasional Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Tim gabungan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) saat ini tengah berupaya memadamkan titik api baru yang terdeteksi di hutan Rangga Pande, Desa Sembalun Lawang. Kebakaran ini terpantau pada Jumat sore, 17 Oktober 2025.
Kepala Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGR NTB, Budi Soesmardi, menyatakan bahwa tim berada di lokasi untuk menangani kebakaran yang berbeda dari insiden sebelumnya yang terjadi pada Kamis, 16 Oktober. “Tim gabungan bersama Dalkarhut Resor Sembalun telah melakukan pemadaman dan pengecekan di lapangan,” ujarnya.
Upaya yang dilakukan oleh tim terkoordinasi dengan baik untuk menghindari perluasan kebakaran yang dapat mempengaruhi ekosistem, keanekaragaman hayati, dan keselamatan masyarakat di sekitar. Budi juga mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan untuk lebih berhati-hati dan tidak melakukan pembakaran di kawasan hutan. “Kami mengajak semua pihak untuk mendukung konservasi Rinjani yang lestari. Hutan adalah rumah bagi kehidupan, dan menjaga kelestariannya adalah tanggung jawab kita semua,” tambahnya.
Sebelumnya, kebakaran yang terjadi di Gelogor Paok, Desa Sembalun Lawang, dilaporkan telah membakar lahan seluas 10 hektare. Yarman, Kepala Balai TNGR NTB, menjelaskan bahwa kebakaran tersebut merupakan kebakaran permukaan yang membakar semak-semak, rumput, perdu, dan dedaunan kering. “Peristiwa ini terdeteksi sekitar pukul 15.45 WITA melalui informasi yang diterima dari masyarakat,” terangnya.
Tim segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk Koramil, Polsek, dan Pos Damkarmat Sembalun, untuk melakukan pemantauan lebih lanjut. Vegetasi di lokasi, termasuk pohon bakbakkan, cemara gunung, saropan, dan acacia decurrens, terpaksa menjadi bahan baku api yang mempercepat penyebaran kebakaran. “Angin yang cukup kencang dan medan yang curam juga berkontribusi pada meluasnya kebakaran,” kata Yarman.
Keberadaan titik api baru ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan masih menjadi tantangan. Pihak TNGR terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan agar kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.
Kebakaran lahan di kawasan konservasi ini bukan hanya berpotensi merusak ekosistem, tetapi juga mengancam keberadaan berbagai spesies tumbuhan dan satwa yang hidup di dalamnya. Diharapkan dengan adanya tindakan cepat dan kolaborasi antara berbagai pihak, dampak dari kebakaran ini dapat diminimalisir, dan keindahan serta kelestarian Gunung Rinjani dapat terjaga untuk generasi mendatang.









