Internasional

Israel Pangkas Jumlah Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza, Perbatasan Rafah Ditunda Pembukaannya

Avatar photo
11
×

Israel Pangkas Jumlah Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza, Perbatasan Rafah Ditunda Pembukaannya

Sebarkan artikel ini

Israel Pangkas Jatah Truk Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza

Jakarta, CNN Indonesia — Israel mengurangi jumlah truk bantuan kemanusiaan yang diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza, Palestina. Menurut perjanjian gencatan senjata yang ada, diperkirakan sebanyak 600 truk bantuan harusnya memasuki Gaza setiap hari, termasuk truk yang membawa bahan bakar dan gas untuk keperluan memasak. Namun, kenyataannya, sejak Minggu (12/10), hanya 653 truk yang berhasil masuk.

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa pekan lalu Israel hanya mengizinkan 173 truk bantuan yang masuk. Dari jumlah tersebut, hanya tiga truk yang berisi gas untuk memasak dan enam truk yang membawa bahan bakar. Pada dua hari berturut-turut, yakni Senin (13/10) dan Selasa (14/10), tidak ada truk bantuan yang diizinkan untuk menyeberang. Rabu (15/10) tercatat sekitar 480 truk yang memasuki daerah kantong tersebut.

Ismail Al Thawabta, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, menyatakan bahwa jumlah bantuan yang diterima masih jauh dari kebutuhan warga. Menurutnya, Gaza memerlukan 600 truk bantuan setiap hari untuk memastikan pasokan bahan bakar, gas untuk memasak, dan bantuan medis tersedia bagi penduduk yang menderita akibat krisis ini.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkonfirmasi bahwa mereka telah menerima pemberitahuan resmi dari pihak Israel tentang rencana pengurangan separuh jatah truk bantuan. Farhan Haq, Juru Bicara Deputi Sekretaris Jenderal PBB, menyebutkan bahwa alasan pengurangan tersebut adalah karena kelompok milisi Hamas belum mengembalikan semua jenazah sandera sesuai perjanjian. Saat ini, sembilan jenazah sandera telah diserahkan, sementara 19 jenazah lainnya masih belum dikembalikan.

Di sisi lain, sayap militer Hamas menyatakan perlunya “upaya signifikan dan peralatan khusus” untuk mengevakuasi jenazah sandera yang tersisa di Gaza. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menambahkan bahwa kesulitan dalam proses pemulangan jenazah tersebut juga disebabkan oleh kemungkinan jenazah tertimbun di bawah reruntuhan akibat serangan. Selain itu, Trump juga menyatakan bahwa Hamas menempatkan para sandera jauh di dalam terowongan bawah tanah.

Haq menegaskan komitmen PBB untuk terus menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menyerukan semua pihak untuk mematuhi komitmen mereka. Di samping pengurangan jumlah truk bantuan, Israel juga mengonfirmasi penundaan pembukaan kembali perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, yang merupakan salah satu koridor utama untuk bantuan kemanusiaan. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menginformasikan bahwa pembukaan kembali Rafah kemungkinan baru akan dilakukan pada akhir pekan atau Minggu (19/10). Perbatasan tersebut sebelumnya dijadwalkan untuk dibuka pada Rabu, tetapi Tel Aviv menolak membukanya hingga seluruh sandera berhasil dikembalikan.

Kondisi ini menambah tekanan bagi warga Gaza yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan. Dengan semakin terbatasnya akses bantuan, harapan untuk pemulihan segera bagi penduduk setempat semakin menipis. PBB dan lembaga internasional diharapkan dapat terus menjalin komunikasi dengan semua pihak untuk memastikan bantuan dapat disalurkan secara efektif.