Internasional

Jepang Catat Rekor Tujuh Korban Tewas Akibat Serangan Beruang dalam Dua Dekade

Avatar photo
12
×

Jepang Catat Rekor Tujuh Korban Tewas Akibat Serangan Beruang dalam Dua Dekade

Sebarkan artikel ini

Jepang Catat Rekor Korban Tewas akibat Serangan Beruang dalam Dua Dekade Terakhir

Jepang mengalami lonjakan jumlah korban akibat serangan beruang pada tahun ini, dengan total tujuh orang tewas, angka tertinggi yang tercatat selama dua dekade terakhir. Kementerian Lingkungan Hidup Jepang menyampaikan bahwa insiden tersebut menandakan pelanggaran keseimbangan antara habitat beruang dan aktivitas manusia di kawasan tertentu.

Pada Kamis (16/10), pejabat Kementerian Lingkungan Hidup mengungkapkan bahwa dua kematian terbaru terjadi pada awal bulan ini. Seorang pria berusia 70 tahun ditemukan tewas pada 8 Oktober lalu akibat serangan beruang saat memetik jamur di hutan. Jenazahnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan kepala dan tubuh terpisah. Belum lama ini, tubuh laki-laki berusia 78 tahun juga ditemukan di prefektur Nagano dengan luka-luka akibat cakaran beruang.

Lebih dari 100 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan beruang, mencerminkan peningkatan signifikan dalam jumlah insiden terkait. Angka ini melampaui rekor kematian yang terjadi pada tahun 2023-2024, yaitu lima kasus.

Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat Jepang, terutama di daerah seperti Kitakami, di mana seorang warga dilaporkan hilang dan tim pencari menemukan jejak darah yang diduga miliknya. Media lokal melaporkan temuan tersebut menunjukkan keresahan masyarakat terkait keberadaan beruang yang semakin mendekati pemukiman.

Jepang memiliki dua jenis beruang yang dijumpai, yaitu beruang hitam Asia atau beruang bulan dan beruang coklat yang lebih besar, biasanya yang ditemukan di Pulau Hokkaido. Fenomena meningkatnya interaksi antara manusia dan beruang ini disebabkan oleh kelaparan yang dialami oleh hewan-hewan tersebut. Beruang sering mencari makanan di kawasan pemukiman karena minimnya sumber pangan alami, terutama biji pohon ek yang semakin sulit ditemukan.

Suatu kajian menunjukkan bahwa kondisi cuaca yang lebih hangat juga mempengaruhi pola hibernasi beruang. Beruang coklat yang tidak sepenuhnya berhibernasi dapat memiliki lebih banyak energi dan kecepatan, yang meningkatkan risiko interaksi berbahaya dengan manusia.

Pejabat setempat mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan setiap penampakan beruang di dekat area pemukiman. Pemerintah berencana untuk menerapkan strategi baru dalam pengelolaan populasi beruang serta meningkatkan edukasi masyarakat mengenai cara aman berinteraksi dengan binatang liar.

Insiden yang terjadi menunjukkan perlunya evaluasi lebih lanjut terkait keberlanjutan habitat alami beruang agar dapat mengurangi risiko serangan di masa depan. Pihak berwenang akan terus memantau situasi dan berupaya menciptakan keseimbangan antara pelestarian hewan liar dan keselamatan komunitas.