Internasional

17 Tewas, 17 Hilang Akibat Topan Ragasa di Taiwan

Avatar photo
2
×

17 Tewas, 17 Hilang Akibat Topan Ragasa di Taiwan

Sebarkan artikel ini

17 Orang Tewas, Topan Super Ragasa Melanda Taiwan dan Hong Kong

Jakarta, CNN Indonesia – Topan Super Ragasa telah menyebabkan 17 orang meninggal dunia di Kota Hualien, Taiwan, pasca terjangan dahsyat yang terjadi pada Rabu (24/9). Badan Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan melaporkan bahwa jumlah korban tewas ini meningkat, sementara jumlah orang hilang yang sebelumnya 152 kini berkurang menjadi 17 orang.

Menteri Dalam Negeri Taiwan Liu Shyh-fang menyatakan, “Tujuh belas orang masih belum ditemukan setelah danau bendungan Mataian Creek jebol.” Liu menambahkan bahwa pemerintah tengah memonitor kondisi bendungan untuk mengantisipasi kemungkinan bencana lebih lanjut. Pihak otoritas memperkirakan hujan akan mereda pada Rabu sore, dan tinggi muka air di danau telah menyusut hingga 75 persen.

Topan Ragasa sebelumnya menerjang wilayah Filipina dan China, menyebabkan banjir serta longsor di berbagai lokasi. Di Hong Kong, topan ini mengakibatkan banjir dan arus kencang, khususnya di area hotel Fullerton Ocean Park. Badan meteorologi Hong Kong memperingatkan adanya kemungkinan angin kencang berkekuatan badai yang dapat terjadi di lepas pantai dan dataran tinggi. Hujan lebat diprediksi akan memicu badai besar dan gelombang tinggi di laut.

Pemerintah Hong Kong telah mengeluarkan peringatan terkait potensi naiknya permukaan air laut, mirip dengan situasi yang terjadi selama Topan Hato pada 2017 dan Topan Mangkhut pada 2018, yang masing-masing mengakibatkan kerugian besar. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa di Hong Kong dan Macau akibat Topan Ragasa.

Dalam merespons situasi ini, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bersama Konsulat Jenderal RI di Hong Kong, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, dan Kedutaan Besar RI di Manila serta Guangzhou terus memantau perkembangan situasi dan kondisi darurat. Pemerintah Hong Kong menurunkan status peringatan dari T8 menjadi T3 pada pukul 20.20 waktu setempat pada hari yang sama.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu RI, Judha Nugraha, menyampaikan bahwa hingga kini tidak ada laporan warga negara Indonesia yang terluka atau terdampak oleh Super Topan Ragasa. Kemlu RI dalam pernyataannya menghimbau WNI yang berada di wilayah terdampak untuk tetap waspada dan mematuhi arahan dari otoritas setempat.

Topan Ragasa yang membawa dampak signifikan di kawasan ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Pemerintah di berbagai negara diharapkan dapat melaksanakan langkah-langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan bencana di masa mendatang.